9.2.15

[book] Sabtu Bersama Bapak

Bapak Gunawan Garnida yang tahu bahwa penyakitnya ini tidak lama lagi akan merenggut nyawanya, sudah merencanakan agar Beliau tetap dapat mendidik anak-anaknya yang masih kecil itu kelak mereka dewasa nanti lantaran ia sudah tidak ada lagi di bumi ini. Pak Gunawan melakukan sebuah ide yang sangat cemerlang, yaitu akan tetap berada di sisi anak-anak dan mendidik mereka dengan merekam video Pak Gunawan itu sendiri. Video yang berisi Pak Gunawan bercerita dan menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan. Video-video ini membuat sabtu Satya dan Cakra menjadi waktu terbaik. Video yang baru akan ditonton setiap Sabtu sore, ada juga video yang ditonton di hari-hari spesial, seperti video yang disediakan oleh Bapak dan hanya boleh ditonton saat mereka akan menikah.

Walaupun Pak Gunawan sudah meninggal, Satya dan Cakra akan tetap mendapat didikan dari sang Bapak dan itu jelas memberi dampak baik pada mereka. Pesan-pesan yang Bapak tinggalkan melalui video membuat mereka belajar bagaimana menjadi bapak dan suami yang baik.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Finally selesai juga bacanya! It doesn’t really take a long time to read this novel ya karena emang ga bisa berhenti. Telat sih baru baca, tapi ya mau gimana lagi. Bukunya belum lama masuk di toko buku lokal, mau beli online tapi baru beli novel online juga belum lama ini J)

Ini udah beberapa kalinya baca novel indonesia yang tokoh utamanya itu berumur 30an. Dan kebetulan, yang tokohnya seumur itu novelnya pada ngebosenin. Beda banget sama Sabtu Bersama Bapak. Pernah kemarin itu baca novel tentang Ayah juga, umurnya juga sekitar 30an gitu, padahal tokoh utamanya udah dideskripsikan gagah bukan main but still, it’s totally bo-ring. Saya sama sekali nggak suka (tapi dibaca juga sampai selesai)

Pertama ngeliat judulnya, aku udah bakal ngira aja ini novel all about sad story. But, I was wrong! Aku suka gimana Kang Adit nulis, ngga kaku dan setiap dialog lucu yang dia bikin sukses bikin ketawa, ngga garing dan ngga ngebosenin. Sedihnya dapet, lucunya juga dapet. Tapi, to be honest, aku banyak ngeskip bagian Satya dan keluarga wkaka. Ketauan banget kan bukan selera  aku dan subjektif banget cemen yah sukanya yang romance-romance ringan ala anak SMA HAHAHA tapi tenang yang kayak begini Cuma ke novel Indonesia kok. Maksudnya gak negatif, serius. Soalnya, kalo novel luar ngga tau kenapa pas baca yang romance ga peduli umur bgt? Sama aja gitu...mungkin ngaruh kali ya sama negaranya? Tapi aku suka bagian Cakra dan Ayu, nah gimana tuh? Ah pokoknya kalo novel Indonesia aku suka kalo emang tertarik. Udah gitu aja sih intinya ((NGOMONG OPO TOH INI KOK MAKIN NGAWUR))

Tapi sebenernya ngga ngeskip juga sih sebenernya, hanya meningkatkan kecepatan baca di bagian itu lol. Tapi paling suka aja baca bagian Cakra dan staff kantornya, setiap percakapan mereka lucu banget :>> Apalagi yang Cakra ngelantur ngomongnya pas meeting. Malu-maluin banget ga sih. Ditambah lagi bos mereka yang pervert. Ditambah lagi Bu Itje yang kadang ngomong juga suka ngelucu baik disengaja maupun tidak.

Kalo bagian Cakra sama Ayu paling suka yang ini

“Mas pernah bilang, bagi Mas, saya itu perhiasan dunia akhirat.”

“Iya.”

“Kenapa bisa bilang begitu?”

“Kamu pintar. That goes without question. Kamu cantik. Itu jelas.”

“itu semua dunia,” potong Ayu.

“Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu dia musala perempuan.”

“....”

DON’T ASK ME WHY I REALLY LIKE THOSE CONVERSATIONS. AND ONE MORE, LET ME DREAM ABOUT HAVING A LIFE PARTNER LIKE CAKRA. Sayang keluarga dan apa adanya. Sekian.

Iseng aja




[Repost] Maybe next time!

After waiting for 3 months, finally I got an email from the sending coordinator. When I saw the subject was "Hasil Seleksi Nasional" my heart beat so fast and I couldn't control it like seriously. I was shaking and I didn't exaggerate it and also I already had a feeling that there's no way I could pass this selection. See, what I thought was true and I told my mom immediately via SMS (u know I do niot live with my parents).
After my mom received the message, she called me. So did my dad. They gave me some words to calm and support me, I cried of course. I failed.
*you can read my previous post about this selection here*

She said I was being all great because  I coud make it until become the finalist and perhaps this one isn't my way, there are still so many ways to get that and she said I don't have to think about that anymore, all I have to do now is focus on my study to get the best in the future.

My cousin that I live with, was trying to cheer me up, give those kind of words as well, and asked me to go out and eat ice cream so I wouldn't sad anymore haha.
I regret and cry after this thing for about two/three days omg I was shameless. I just couldn't think properly.

But at last, I cogitate deeply ((do I sound exaggerated?)) what they said were true. Perhaps I couldn't make my dream (which is about study abroad) happen this time. I have to try again, learn, pray, prepare myself more to be the best in the future. This failure should give me a bunch of spirits and believe that Allah has more beautiful plan.

Study abroad is still on my bucket list.

Sekarang hanya tinggal kenangan #lebaysih #bodoamat